Langsung ke konten utama

STRUKTUR TATA SURYA

Sistem tata surya adalah satu kesatuan yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya, dan dikelilingi oleh anggota -anggotanya yang terdiri dari planet -planet, bulan, meteor, komet, dan anggota lain yang terus bergerak.

Tata Surya terdiri dari planet, satelit, planet kerdil, meteoroid, planetoid, komet, dan matahari sebagai bintang sekaligus sebagai pusatnya.

Delapan planet berturut dari yang paling dekat dengan matahari adalah planet merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus dan neptunus. Arah edar atau revolusi semua planet sama, demikian pula arah rotasinya kecuali planet venus dan planet uranus.

Hal ini tentu saja membuat timbulnya dugaan bahwa kondisi fisik dan dinamika ini sangat erat kaitannya dengan proses awal terbentuknya tata surya, demikian pula baik dari segi penyelisikan wujud (padat, gas, cair), unsur kimia, distribusi massa, temperatur, distribusi energi atau khususnya momentum sudut. 

Ada beberapa teori pembentukan tata surya yang banyak dikenal dan diakui. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Teori Nebula 

Teori Nebula diketahui muncul pertama kali pada abad XVIII yang diawali oleh pendapat dari seorang filsuf Jerman bernama Immanuel Kant. Pendapat Kant mengenai tata surya yang terbentuk dari nebula ini kemudian diperkuat oleh Marquis de Laplace (Piere Simon), yang merupakan seorang astronom Prancis.

Teori yang diungkapkan oleh Laplace lebih merupakan penjelasan pendapat Kant. Meski Laplace pun tidak mengetahui sumbangan dari pemikiran kant dalam teorinya tersebut. Karena berasal dari pemikiran dua ahli ini, maka teori Nebula juga sering disebut sebagai Teori Kant -Laplace.

2. Teori Planetesimal

Yang dimaksud dengan planetesimal merupakan suatu benda padat kecil yang bergerak mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Teori planetesimal mengemukakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada sangat dekat dengan matahari.

Teori Planetesimal ini muncul pertama kali sekitar tahun 1900. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang astronom bernama Forest Ray Moulton serta seorang ahli geologi bernama T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago.

3. Teori Pasang Surut

Teori pasang surut atau teori pasang ini juga terkadang disebut sebagai teori ide benturan. Dalam teori pasang surut atau teori ide benturan ini, disebutkan bahwa planet -planet awalnya terbentuk secara langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh bintang yang melintas sangat dekat dan nyaris bersinggungan dengan matahari.

Teori ini memang hampir sama dengan teori planetesimal. Hanya bedanya, pada teori pasang surut ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa saat bintang berada sangat dekat dengan matahari, ada tarikan gravitasinya yang menyedot filament gas yang berbentuk cerutu panjang.

4. Teori Lyttleton atau Teori Bintang Kembar

Teori lyttleton atau yang juga sering disebut sebagai teori bintang kembar ini mengemukakan bahwa mulanya matahari merupakan bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi. Tapi, ada sebuah bintang yang menabrak salah satu bintang kembar tersebut dan mungkin menghancurkannya.

5. Teori Awan Debu

Teori Awan Debu mengungkapkan bahwa calon Tata Surya awalnya adalah awan yang sangat luas. Awan ini terdiri dari debu dan gas kosmos yang diperkirakan berbentuk seperti sebuah piring.

Namun, terdapat ketidakteraturan dalam awan tersebut yang menyebabkan terjadinya perputaran sehingga gas dan debu yang berputar berkumpul jadi satu. Sementara debu dan gas ini terus berputar, awan tersebut pun menghilang.

Sekian, terima kasih..

Saya Niken Tria Amanda A1C319090

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redefinisi Standar Internasional 2019

Sistem SI sebelum redefinisi: Dependensi definisi dari suatu satuan dasar pada satuan dasar lainnya (sebagai contoh, meter didefinisikan sebagai jarak yang dilalui oleh cahaya dalam sepersekian detik tertentu), dengan konstanta alam dan artefak yang digunakan untuk mendefinisikan satuan-satuan tersebut (seperti massa dari IPK untuk mendefinisikan kilogram). Sistem SI setelah redefinisi 2019: Dependensi definisi dari satuan SI pada konstanta fisika dengan nilai numerik yang tetap dan satuan dasar lainnya.       Pada tahun 2019, satuan dasar SI didefinisikan ulang, dan berlaku setelah hari peringatan ke-144 Konvensi Meter, yaitu mulai pada tanggal 20 Mei 2019.[1][2] Pada redefinisi tersebut, empat dari tujuh satuan dasar SI (kilogram, ampere, kelvin, dan mol) akan didefinisikan ulang dengan menetapkan nilai numerik yang tepat untuk maisng-masing konstanta Planck (h), muatan listrik partikel (e), konstanta Boltzmann (k), dan konstanta Avogadro (NA). Detik, meter dan kan...

Mengapa amperemeter tidak boleh dipasang paralel dengan hambatan?

     Amperemeter adalah alat ukur mengukur arus listrik di suatu titik. Dengan demikian, alat harus dirangkai secara seri karena besar arus pada rangkaian seri tetap sama. Jika dipasang paralel maka arus akan berbeda di setiap cabang dan arus listrik akan terbagi menjadi beberapa bagian.        Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus, oleh karena itu amperemeter didesain mempunyai resistansi yg sangat kecil agar arus yg masuk hampir sama dengan arus yg keluar dari amperemeter tersebut. maka akan berbahaya apabila anda memasang amperemeter secara seri karena akan mengakibatkan suatu rangkaian listrik akan terhubung singkat.      Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan. Alat ini digunakan untuk mengukur suatu tegangan dan suatu perbedaan antara satu titik dengan titik yang lain sehingga harus dipasang paralel. Jika dipasang secara seri, maka tidak akan ada yang terukur karena tidak mendeteksi adanya perubahan suatu tegangan. ...